Monday, January 13, 2014

KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK
Pendidikan merupakan hal yang urgent dalam kehidupan manusia, hal ini sebanding dengan berbagai kepentingan dalam hidup kita yang semuanya membutuhkan penerapan ilmu pengetahuan dalam mengkaji persoalan-persoalan yang terjadi dalam keseharian kita. Selain itu, hal pokok yang mendasari sistem pendidikan yakni adanya prinsip yang menyatakan bahwa pendidikan hal yang continuer yang berarti bahwa pendidikan merupakan hal yang berkelanjutan dalam kehidupan kita, sebagaimana yang disebutkan dalam sebuah riwayat Nabi Muhammad SAW, bahwa seorang muslim diwajibkan menuntut ilmu dari buaian ibu sampai liang lahat, dengan kata lain bahwa pendidikan sudah hadir dalam diri manusia dari sejak dilahirkan bahkan sampai saat kita menghembuskan nafas terakhir, hal itu jika kita memahami dalam konteks tuntunan agama islam. Sedangkan menurut pandangan umum sendiri tidak jauh berebeda dengan pandangan islam, pada pandangan umum, untuk saat ini berbagai pihak dari berbagai lapisan masyarakat mayoritas telah memahami makna dan pentingnya pendidikan dalam kehidupan ini. Berbagai lapisan masyarakat tersebut memandang kepentingan pendidikan dalam berbagai sudut pandang tersendiri, mulai dari kepentingan untuk penguasaan pengetahuan, kepentingan untuk mencari pekerjaan, bahkan pada kepentingan untuk hanya sekedar mendapat pengakuan dan kesan kharismatik dalam masyarakat karna telah memperoleh gelar perguruan tinggi misalnya. Namun perlu kita sadari bahwa berbagai kepentingan tersebut adalah motif atau dorongan bagi setiap individu yang berbeda dan dengan kepribadian yang berbeda pula  sehingga menghasilkan pola pikir yang berbeda. Apapun jenis kepentingan yang ingin dicapai oleh manusia dalam kehidupannya, tapi tetap saja alasan dan motif tersebut akan semakin memperkuat pernyataan bahwa pendidikan adalah hal yang sangat penting.
Saat ini bangsa kita tengah diliputi oleh berbagai persoalan yang semakin hari semakin kompleks, mulai dari krisis ekonomi global, kemiskinan, tidak meratanya pendapatan, pengelolaan sumber daya alam yang tidak tepat, pemerintahan yang carut marut, sistem politik yang amburadul, dan diperparah dengan beberapa wakil rakyat yang justru mencekik rakyat. Hal ini sungguh sangat memprihatinkan, apakah bangsa ini sudah lepas dengan konteks pendidikan, yang disinyalir bahwa pendidikan dapat membendung bangsa ini dari berbagai keterpurukan? Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka kita perlu mereview tentang aspek dan prospek pendidikan yang tengah kita geluti saat ini. Perlu diakui bahwa pendidikan yang tengah diterapkan saat ini masih saja berpaku pada hal yang bersifat materil, hal ini dapat kita lihat pada berbagai lembaga pendidikan yang semakin gencar menyuarakan bahwa hasil cetakan dari lembaga tersebut akan mendapat pekerjaan bahkan sebelum anak didiknya lulus dari lembaga tersebut. pandangan tentang pentingnya pendidikan seringkali diburamkan dengan pentingnya mendapat pekerjaan, sehingga tidak salah jika kita sering menemukan fenomena bahwa seseorang akan rela melakukan apa saja untuk mendapat pekerjaan, entah itu melakukan tindakan suap menyuap, ataupun melakukan hal yang non manusiawi pada lawan kompetisinya yang sama-sama mengincar posisi pekerjaan tersebut. Terlenanya kita dengan iming-iming pencapaian target pekerjaan yang diharapkan justru cenderung mengabaikan aspek moral.
Sebagaimana disampaikan pada pembahasan diatas, bahwa pendidikan adalah hal yang sangat penting. Oleh karena itu dalam sistematika dan penerapannya harus tepat, agar kepentingan tersebut tidak menjadi salah kaprah yang berkelanjutan. Untuk hal itu Negara Indonesia menyatakan dengan tegas dalam UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 3, yakni  “pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupanbangsa. Pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan  potensi yang ada pada peserta didik, disamping itu terdapat tujuan lain yakni  agar peserta didik menjadi  manusia yang
beriman  dan  bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.” Pada undang-undang tersebut terdapat hal yang menarik untuk kita pahami lebih jauh, yakni Fungsi dari pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat sebagai tujuan khusus agar bangsa ini dapat mencapai target yakni mencerdaskan kehidupan bangsa, tetapi perlu digaris bawahi bahwa mencerdaskan kehidupan bangsa tersebut bukanlah tujuan akhir, karena apabila kita hubungkan dengan prinsip pendidikan bahwa pendidikan merupakan hal yang berkelanjutan(continuer), dengan kalimat yang sederhana dapat disampaikan bahwa pendidikan tidak pernah memiliki tujuan akhir, tapi yang pasti pendidikan adalah tujuan dari semua orang. Adapun gambaran sederhana yang terdapat dalam kalimat ”dalam rangka mencerdeskan kehidupan bangsa “ tidak lain adalah dengan harapan  agar kehidupan bangsa yang cerdas tersebut mampu  melepaskan bangsa ini dari berbagai keterpurukan. Namun sebelum itu, perlu disadari bahwa bangsa ini tidak hanya terpuruk dalam segi kesejahteraan tetapi bangsa ini lebih parah terpuruknya dalam segi moralitas.
Melihat fenomena tersebut sudah sepantasnya bagi kita menyuarakan perbaikan moral yang tentunya dimulai dari diri kita sendiri, karna apapun yang kita lakukan haruslah dimulai dari diri kita yang seyogyanya timbul dari kesadaran pribadi kita. Berhubungan dengan hal tersebut maka untuk menerapkan perbaikan moral sudah sepantasnya untuk mendapat perhatian lebih oleh berbagai pihak baik oleh pemerintah, pihak pendidik dan pengajar, civitas akademik, bahkan pada masyarakat umum. Apabila kita melihat secara menyeluruh mengenai keterpurukan bangsa ini dalam hal moral, maka kita akan melihat pola yang sangat rumit dan kompleks, hal ini dikarenakan faktor pendorong merosotnya moral yang juga kompleks, berikut faktor pendorong merosotnya moral diantaranya:
a.       Penyerapan budaya asing yang cenderung tanpa filtrasi
b.      Perhatian orang tua yang lemah dalam mengayomi sang anak
c.       Kurangnya pihak yang mampu dijadikan panutan bagi generasi muda
d.      Kepentingan material yang mayoritas cenderung membuat orang menghalalkan bebagai cara untuk mencapainya.
Sebenarnya masih banyak lagi hal yang ikut menyumbang peran besar dalam terjadinya krisis moral, namun dari ke-empat poin diatas tentunya sudah mampu mengantarkan pandangan kita bahwa betapa kompleksnya hal yang perlu dihadapi apabila kita ingin memperbaiki moral ini.
            Kembali pada pokok tema yakni mengenai mendidik dengan akhlak, jika perhatikan antara kata akhlak dan moral tentunya maka akan tergambar dalam benak kita tentang perilaku dan sikap seseorang. Memang benar bahwa akhlak atau dalam bahasa lain disebut  moral merupakan satu kasatuan yang utuh dan merupakan struktur dan penyusun terhadap perilaku dan sikap seseorang, sedangkan sikap seseorang pastinya sangatlah berbeda meskipun dari keturunan atau orang tua kandung yang sama, hal ini menjelaskan kepada kita betapa rumitnya mempelajari serta mengukur sikap dan perilaku seseorang. Namun hal tersebut bukanlah hal yang perlu untuk dikhawatirkan, karena tujuan dari pembahasan ini bukanlah untuk mengukur akhlak seseorang, tapi lebih kepada bagaimana menyusun langkah-langkah yang tepat untuk memperbaiki akhlak secara umum. Adapun umum disini artinya bahwa pendidikan dengan akhlak ini dapat dilakukan oleh siapa saja, kepada siapa saja, dimanapun, dan kapanpun. Hal ini dikarenakan saat kita membahas akhlak maka yang kita bahas adalah sesuatu yang luas dan penuh akan penjabaran. Misalkan pada saat kita mengaitkan umur dengan pendidikan akhlak maka yang tua bisa mengajarkan akhlak yang baik kepada yang muda dengan memberikan contoh yang baik dalam perilaku dan sikapnya, begitu pula sebaliknya apabila orang tua tersebut memang salah dan tidak memiliki akhlak yang baik maka bagi anak muda tersebut diperbolehkan memberikan pendidikan akhlak yang baik kepada orang tua tersebut tentunya dengan cara yang sesuai dengan norma dan akhlak yang baik pula.
            Secara real dapat kita pahami sekilas bahwa mendidik dengan akhlak sangat erat kaitannya dengan perilaku orang yang mendidik, misalkan seorang guru yang mengajarkan sikap kepada muridnya bahwa dijalan raya haruslah mentaati aturan lalu lintas, tetapi dilain waktu guru tersebut melanggar peraturan lalu lintas di jalan raya dan hal itu diketahui oleh muridnya, maka sang murid akan berfikir bahwa mentaati peraturan lalu lintas yang disampaikan oleh gurunya bukanlah hal yang penting hal ini dikarenakan sang murid telah melihat bahwa sang pemberi arah justru tidak melakukan yang diarahkan sendiri, hal ini biasa dituturkan dalam kalimat “guru kencing berdiri murid kencing berlari”. Jadi apabila seorang guru ataupun pihak pemberi nasehat lainnya haruslah mencontohkan sikap atau akhlak yang baik apabila nasehatnya ingin diikuti. Sekali lagi, konsep ini adalah tidak lepas dari diri kita sendiri dan permulaannya memang dimulai dari diri kita sendiri. Namun, setiap orang pastilah mempunyai masa yang kelam dan ada kesalahan didalamnya, baik itu sikap ataupun ucapan. Hal tersebut akan menjadi batu pengganjal apabila seorang murid terkesan mengungkit masa lalu sang guru yang kelam ataupun mengungkit kesalahan sang guru dimasalalu. Oleh karena itu, dalam penerapan mendidik dengan akhlak ini, hal yang sepantasnya adalah tidak melihat dan mengungkit masalalu sang guru, yang lalu biarlah menjadi cermin, sekarang adalah yang ada saat ini “let’s gone be by gone”(yang lalu biarlah berlalu).
            Selanjutnya beberapa metode yang layak dilakukan pada penerapan mendidik dengan akhlak diantaranya, yakni :
1.      Menerapkan agama dengan sebaik-baiknya
Indonesia merupakan salah satu negara yang menyatakan keharusan bagi warganya untuk memeluk agama dan hal ini dinyatakan dalam Pancasila, artinya negara ini percaya bahwa dengan adanya agama yang benar-benar dijalankan dengan baik, maka akan menuntun pemeluknya pada jalan kebenaran. Begitu pula dengan sikap seseorang yang tentunya dapat dipahami dari perilakunya, misalkan seorang alim ulama dalam Islam tentulah apabila alim ulama tersebut menerapkan ajaran Islam dengan baik, maka orang tersebut akan mulia dalam akhlaknya. Oleh karena itu penerapan agama dengan baik diharapkan mampu menjadi landasan utama bagi seseorang untuk menerapkan akhlak yang baik dalam setiap perilakunya.
2.      Melakukan contoh dan tindakan nyata
Seorang anak akan menyerap pelajaran dan pemahaman yang terjadi dilingkungannya, baik disekolah ataupun dalam masyarakat luas. Jadi bagi seorang guru yang memang benar-benar berkeinginan agar anak didiknya berhasil menyerap bahkan menerapkan akhlak yang baik dalam kesehariannya, maka sudah seharunya guru tersebut menerapkan perilaku yang mencontohkan  akhlak yang baik kepada anak didiknya sehingga nantinya anak didik tersebut mampu memahami dengan sendirinya bahwa akhlak yang baik adalah akhlak yang diterapkan dan dicontohkan oleh sang guru, meskipun pola pikir anak-anak sangat sederhana tapi kesederhanaan mereka akan mampu menyerap berbagai kondisi yang terdapat dalam lingkungannya, termasuk di sekolah.
           Demikian metode sederhana diatas, dalam penerapan mendidik dengan akhlak sudah seharusnya kita pahami bahwa sang pendidik juga harus melakukan hal yang baik menurut tuntunan moral dan akhlak agar krisis moral bangsa ini tidak semakin parah. Pembahasan diatas adalah teori dan hanya akan menjadi teori belaka sebelum kita menerapkannya dalam keseharian kita, semoga anak didik bangsa ini tidak lagi mengalami krisis moral. Amien.....

Oleh

Hasanuddin

Mahasiswa Jurusan Budidaya perairan di Universitas Muhammadiyah Malang


2 comments:

  1. Ayo bermain Judi Online dan raih kemenangan Anda bersama kami S128Cash Bandar Betting Online Indonesia Teraman dan Terbaik 2019.
    Isi waktu luang Anda bersama kami dengan tujuan mendapatkan pendapatan lebih.
    Kami hadir sebagai Bandar Terbaik di Indoensia yang menyediakan permainan Sportsbook, Live Casino, Sabung Ayam Online, IDN Poker dan masih banyak permainan lainnya.

    Bukun itu saja, S128Cash juga menyediakan berbagai PROMO BONUS yang dapat Anda ikuti, seperti :
    - BONUS NEW MEMBER 10%
    - BONUS DEPOSIT SETIAP HARI 5%
    - BONUS CASHBACK 10%
    - BONUS FREEBET 200rB
    - BONUS 7x KEMENANGAN BERUNTUN !!

    Jika ada yang kurang dimengerti atau ada yang mau ditanyakan bisa langsung hubungi kami melalui :
    - Livechat : Live Chat Judi Online
    - WhatsApp : 081910053031

    Link Alternatif :
    - http://www.s128cash.biz

    Judi Bola

    Cara Main Judi Bola

    ReplyDelete